(Foto sebedeus Mote dok TPNPB News ist)

Sebuah refleksi atas realitas terkini


Oleh: Sebedeus Mote

Seorang jenderal (purn) Hendro Priyono, mantan kepala BIN RImenyebutkan“OPM adalah pemberontak dan juga mengklaim pejabat anak negeri Papua sebagai pendukung perjuangan Papua Merdeka”(CNN, 23/12/2019). Tidak heran jika mungkin akal sehatnya“sedang terganggu”.Konsekuensinya terlihat di setiap untaian huruf, kata, kalimat yang mengandung konotasi yang berpotensi mengorbankan sesama manusia sebagai bagian dari warga negara. Arogansi beliau membuktikan bahwa pintu kemerdekaan bagi bangsa Papua sudah di depan mata sehingga ada semacam kepanikan yang tersirat.
Kenyataannya, Hendro Priyono dan pejabat tinggi negara Indonesia rupanya terkesanalergi dengan nilai kebenaran; sepertinya malas atau acuh tak acuh memaknai nilai kebenaran.Akibatnya, setiap kalimat menjadi omong kosong belaka.Hal inibiasanya dipengaruhi oleh terganggunya rasio. Dengan kata lain pemikirannya terganggu, akibatnyakalimat yang dilontarkan tidak objektif dan sistematis. Tidak ada unsur keselamatan didalam untaian kalimat tersebut.
Nilai kebenaran seharusnya dijunjung tinggi untuk membangun hidup yang damai di Indonesia.Pernyataan Hendro Priyono itu sangat menghina, mengerdilkan, seolah nilai kebenaran tidak bermakna. Ketika nilai universal menjadi tidak berharga didepan publik, disitu muncul ketidaksadaran bahwa manusia lain bukan lagi manusia di atas bumi ini. Ketika kita tidak menyadari diri sebagai manusia, tentu muncullah niat jahat dan kita tidak ada bedanya lagi dengan mahluk ciptaan yang lain.
Dalam konsep penciptaan, Allah Yang Mahakuasa menciptakan kita supaya berkuasa atas ciptaan lain, bukan sebaliknya. Manusia mesti tinggal dan hidup bersama dengan ciptaan lain dengan cara melindungi dan mengelolah untuk membangun hidup damai yang harmonis. Keharmonisan hidup hilang sekejap ketika kita tidak menghargai dan menghayati diri sebagai bagian dari ciptaan Allah.
Apakah benar OPM itu pemberontak?
Organisasi Papua Merdeka (OPM) jelas memerjuangkan kebenaran fakta sejarah kemerdekaan West Papua 1961. Mereka menentang tindakan aneksasi terhadap bangsa Papua, PEPERA 1969 yang cacat hukum dan juga beberapa Operasi Militer di Papua. Bukan saja atas fakta sejarah, tetapi bagi OPM, fakta sejarah ini telah menjadi bagian dari ideologi Papua Merdeka. OPM tidak mundur untuk mempertahankan kebenaran ini.

Tetapi sampai hari ini, pihak Indonesia membungkam kebenaran ini. Dalam artian, negara tidak mau mengakui kebenaran sejarah kemerdekaan Papua dan fakta sejarahnya (Baca Alua: 2006 & P.J. Drooglever: 2010).
Pemerintah Indonesia harus menyadari bahwa OPM adalah patriot bangsa Papua.Mereka bukan pemberontak, KKB atau“tikus hutan”, sehingga pernyataan Hendro Priyono tersebut mesti direfleksikan kembali.OPM melindungi rakyat Papua sejak manifesto politik kemerdekaan Papua 1961. OPM tidak pernah membunuh rakyat sipil, kecuali mata-mata dan aparat negara Indonesia yang menyamar menjadi ojek, sopir, tukang pekerja jalan, dan juga aparat yang semaunya menganiaya, menyiksa, dan mengolok-olok orang Papua dengan tujuan menghabisi orang Papua (Sabby Sambom dalam Suara.com, 6/12/18).
TPN-PB dan OPM tahu siapa pelanggar nilai kebenaran dihadapanAllah Sang pencipta dansesama manusia.Mereka tidak semena-mena melakukan intimidasi seperti yang biasanya dilakukan olehBIN, TNI/POLRI diberbagai daerah seperti Nduga, Paniai, Intan Jaya dan daerah konflik lainnya menurut pendapat umum mayoritas orang Papua. Untuk apa ribuan militer didrop di daerah pegunungan seperti di Puncak, Ilaga, Intan Jaya dan di seluruh tanah Papua?Sementara TPN-PB OPM dan masyarakat sipil yang hidup di hutan belantara adalah pemilik sah ulayat tanah, air, udara, alam Papua.Sebagai manusia yang sadar, OPM memuliakan Allah melalui ciptaanNya, sambil menemukan kebenaran Allah.Mereka bukan pemberontak.Mereka berhak menjaga dan melindungi anugerah Tuhan.Mereka itu bertindak atas kebenaran.Yang menjadi pertanyaan juga adalah mengapa gabungan TNI/POLRI terus kesana?Kalau seandainya tidak, berarti tidak mungkin ada konflik dan masalah.Oleh karena itu para kapitalis, TNI/POLRI, pengusaha setop bikin gerakan tambahan di daerah pegunungan untuk mengambil kekayaan.Setop juga buat skenario yang berujung pada kematian baik di pihak TPNPB-OPM maupun TNI/POLRI.
Mayoritas orang Papua menolak pernyataan Hendro Priyono. Saya dan kamu, kita diciptakan oleh Allah sebagai gambar dan rupa-Nya. Sangatlah heran ketika membaca pernyataannya terhadap OPM dan menyebut mereka sebagai pemberontak, tikus-tikus hitam (binatang) dan berusaha mendaftarkan status OPM menjadi teroris. Ini sangat aneh! Manusia Papua lagi-lagi disejajarkan dengan hewan.Persis disitu terbaca ambisi-ambisi tertentu yang terbungkus di dalam keserakahan, kemunafikan, keangkuhan, dan keegoisan. OPM yang ada di hutan belantara bukan pemberontak, bukan juga pelaku kriminal tetapi mereka memaknai KASIH ALLAH melalui ciptaan-Nya.
Apakah kita tidak tahu bahwa sejak manusia dan tanah Papua diciptakan oleh Sang Pencipta, seluruh ciptaan yang ada di tanah ini merupakan “perhiasan sacral” yang bersifat abadi dan kekal yang sepatutnya dihormati?Alam dan manusia Papua menggambarkan dengan jelas jati diri siapa orang Papua dan hak-haknya sejak awal penciptaan.

Dengan demikian, OPM memuliakan Allah Pencipta manusia dan tanah Papua dengan cara menjaga dan melindunginya agar keselamatan benar-benar tercipta dalam kehidupan manusia dan alam Papua.
Allah menuntut kita tidak mencari yang lebih. Tidak membunuh dan merugikan sesama apalagi merampas hak orang lain; hak hidup, hak bebas berekspresi, hak beribadah dan sebagainya. Mestinya melalui eksistensinya, manusia dapat melihat kemuliaan Allah dalam ciptaan dan itu dibuktikan oleh OPM dan semua manusia yang peduli dengan ciptaan Allah.
Allah juga menuntut kita untuk bertobat dan merendahkan diri. Pernyataan Hendro Priyono terkait status OPM yang mesti ditingkatkan menjadi teroris sangat tidak masuk akal dan tidak perlu ditindaklanjuti ke tingkat Internasional. Yang perlu ditindaklanjuti adalah bagaimana menyelesaikan seluruh pelanggaran HAM berat maupun ringan dan membuka ruang dialog anatara OPM dan pemerintah pusat yang dimediasi oleh pihak ketiga.
Di berbagai kesempatan, OPM selalu mengklaim sebagian pejabat tinggi negara dan aparat keamanan tidak peduli keselamatan manusia Papua.Negara inihanya menjunjung tinggi kesejahteraan yang didalamnya ada unsur pembunuhan dan penindasan.Tetapi berbagai media lokal di Papua (JUBI dan Suarapapua) dan internasional (ABC, BBC, dsb) selalumemuat berita yang tepat tentang Papua.Baik itu melalui tulisan maupun video.Mengapa persoalan Papua selalu menjadi trading topic media-media independen ini ?Karena ini masalah serius yang sangat urgen untuk dicarikan solusi.
Hemat penulis, pernyataan Hendro Priyono sangat kontradiktif dengan fakta eksistensi OPM. Sampai kapanpun OPM dan ideologi Papua Merdeka akan selalu hidup. “Papua Merdeka Harga Mati” dan “NKRI Harga Mati” akan tumbuh subur bersamaan dengan jatuhnya korban jiwa. Karena itu penulis menawarkan agar supaya masalah ini diuji terlebih dahulu dalam ruang ilmiah setelah itu barulah membuka ruang dialog dengan melibatkan pihak ketiga yang netral.Pemerintah atau oknum-oknum tertentu segerah berhenti menstigma OPM, ASN Provinsi Papua dan Papua Barat dan pejuang kemanusiaan lainnya sebagai pemberontak, KKB, GPK,kriminal, dan pro-separatis.
Sekali lagi pemerintahan Indonesia dan antek-anteknya seperti pemimpin gabungan TNI/POLRI setop sebut-sebut TPNPB-OPM sebagai teroris. Jangan negara Indonesia ancang-ancang untuk daftar mereka sebagai teroris. Sejarah sudah mencatat TPNPB-OPM adalah pembelah keadilan dan kebenaran dan semua rakyat sudah sadar dan tahu hal ini, baik di tingkat Nasional maupun Internasional, meluruskan hal tidak benar yang diciptakan oleh kolonial yang selalu intimidasi rakyat Papua. Maka solusi yang penulis bisa tawarkan adalah harus dan segerah duduk bicara dan berunding yang di mediasi oleh pihak ketiga yang netral. Sekali lagi kalau OPM minta runding bersama negara Indonesia jangan keras hati dan emosi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here