(Buntut Penembakan Yulianus Tebai, Warga Ancam Perang Terbuka dengan TNI/Polri Jika Tuntutan Ini Tak Dipenuhi)

Dogiyai, thetpn-pbnews.Com- Warga masyarakat Siriwo, Mapia, Piyaiye, Topo dan Wanggar yang disingkat menjadi SIMAPITOWA, dan warga Dogiyai secara umum, menggelar aksi demo damai akibat ditembaknya Yulianus Tebai pada tanggal 21 Januari 2023 lalu.


Aksi demo damai tersebut dilaksanakan di Lapangan Gerardus Tigi, Distrik Mapia Lama, Kabupaten Dogiyai, Rabu (15/02/2023).


Bertindak sebagai Koordinator Lapangan dalam aksi demo damai ini atas nama Natalius Magai. Dikatakan Magai, dua minggu kedepan agar pihak keamanan menghadirkan tiga pelaku penembakan terhadap Yulianus Tebai.


Lanjut Natalis Magai sebagai Koordinatir Lapangan, “kami masyarakat Mapia dan pada umumnya di Kabupaten Dogiyai, mengatakan dengan tegas kepada Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Dogiyai (DDPR) sebagai Tim Pansus, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Komisioner Komnas HAM Perwakilan Papua, Polres Kabupaten Dogiyai dan Polda Papua agar segera menghadirkan tiga pelaku penembakan kepada Yulianus Tebai, 21 Januari 2023 lalu.


“Kalau Tim Pansus bersama beberapa lembaga hukum yang kami sebut diatas tak hadirkan tiga pelaku penembakan berarti inilah tuntutan kami:


Segera hadirkan tiga pelaku penembakan terhadap Yulianus Tebai sebagai anggota aktif Polisi Pamong Praja POL-PP Kabupaten Dogiyai.


Kalau tidak hadir tiga pelaku penembakan, maka saya akan tanamkan bendera Bintang Kejora di lapangan
Tentukan tempat untuk kita perang antara rakyat sipil pakai Mapega dan TNI/polisi pakai alat negara secara terbuka dan transparan“Mewakili seluruh Kepala Kampung dari 79 Kampung di Kabupaten Dogiyai, Emelianus Tigi mengatakan bahwa apabila ada penembakan lagi di kabupaten Dogiyai berarti (kami) 79 Kampung siap menghadapi Negara. Karena Para Kepala Kampung, Kepala Distrik dan hamba-hamba Tuhan sakit, dan setiap hari hilang satu per satu. Masyarakat mati terus dari pihak TNI/Polri. Kami sedih”, tutur Emelianus Tigi.


Di tempat yang sama, perwakilan masyarakat dan sebagai orang tua atas nama Pintitus Tebai mengatakan, “Polres Dogiyai adalah saksi dan pelaku lalu menyuruh anak buah untuk menembak mati anak Yulianus Tebai secara brutal saat dia ke kebun. Karena dia adalah anggota aktif Satpol PP Kabupaten Dogiyai, bukan binatang. Polres Dogiyai harus tahu itu”.


“Saya sangat tidak terima hal semacam ini, maka tiga tuntutan di atas harus direalisasikan sebelum kami mengambil tindakan. Kalau tidak realistis berarti kami siap eksekusi”, tegas Tebai di Lapangan Gerardus Tigi.
“Kami menegaskan diatas ini adalah isi hati seluruh masyarakat Mapia dan pada umumnya warga kabupaten Dogiyai baik itu dalam Tokoh Pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Tokoh Intelektual, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan. Oleh karena itu salah satu dari tiga poin diatas harus dijawab”, pungkas Pintitus Tebai.

Post : Admin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here